Sabtu, 11 Februari 2012

Penilaian Kelas


1.      Penilaian Kelas
a.      Pengertian Penilaian Kelas
Salah satu pilar dalam penilaian pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan kegiatan bagi guru yang harus dilaksanakan secara professional dalam rangka mengambil keputusan. Berkaitan dengan itu maka disini ada beberapa pengertian tentang penilaian kelas.
Penilaian berbasis kelas atau penilaian kelas adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses pembelajaran. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan pengusaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian belajar yang terdapat dalam kurikulum (Surapranata dan Hatta 2006: 4).

Menurut Mimin Haryati (2008: 16), penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Menurut Model penilaian kelas untuk SMA, penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian tes lisan, penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), penilaian diri, dan penilaian antar teman.
Penilaian kelas tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi juga dilakuakn di luar kelas secara formal maupun informal. Penilaian dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar hendaknya diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakan.
Data hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dijaring, dikumpulkan dan kemudian dianalisis melalui perosedur dan alat penilaian sesuai dengan kompetensi/pencapaian indikator yang akan dicapai. Hasil belajar peserta didik tersebut tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik yang lain, akan tetapi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelumnya. Dengan demikian peserta didik merasa dibantu oleh guru untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Selanjutnya menurut Nurhadi (2004: 166), penilaian berbasis kelas ini diarahkan pada empat hal yaitu sebagai berikut :
(1)   Menelusuri agar proses pembelajaran anak tetap sesuai rencana.
Proses pembelajaran tidak boleh melenceng dari rencana, sehingga anak dapat mengikuti pembelajaran secara terpadu.
(2)   Mengecek apakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran. Sehingga guru dapat dengan mudah mengajar di dalam kelas.
(3)   Mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut untuk memudahkan guru dan siswa melaksanakan proses pembelajaran.
(4)   Menyimpulkan apakah anak didik telah mencapai komptensi yang ditetapkan atau belum.
Sehingga di sini dapat disimpulkan bahwa penilaian  kelas adalah penilaian yang dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran untuk menilai kemajuan siswa dalam belajar, sehingga penilaian ini berperan sebagai alat pembelajaran dan dapat menilai apa yang seharusnya dinilai.

b.      Ciri-ciri Penilaian Kelas
Menurut Masnur (2009: 79), menyatakan bahwa ciri penilaian kelas adalah sebagai berikut:
(1)   Proses penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
(2)   Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik.
(3)   Penilaiannya menggunakan acuan patokan/kriteria. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui ketercapaian kompetensi siswa.
(4)   Memanfaatkan berbagai jenis informasi.
(5)   Menggunakan berbagai cara dan alat penilaian.
(6)   Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi.
(7)   Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa.
(8)   Penilaian yang menggabungkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Ciri penilaian di atas menunjukkan bahwa penilaian merupakan bagian yang sangat penting dari proses pembelajaran. Jadi di setiap pembelajaran harus disertai penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui ketercapaian kompetensi siswa. Penilaian disini menggunakan berbagai cara dan alat penilaian dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa. Penilaian di sini menggabungkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Adapun ciri Penilaian Kelas yang lain yakni sebagai berikut:
(a)    Belajar tuntas, yakni peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
(b)   Otentik, yakni memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah menggunakan berbagai cara dan criteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap) sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.
(c)    Berkesinambungan adalah memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
(d)   Berdasarkan acuan kriteria / patokan Prestasi kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan. Sehingga jelas terlihat di sini kemajuan kemampuan peserta didik.
(e)    Menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Seperti mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan serta penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian diri.
(Anonim, 2006).

c.       Tujuan dan Fungsi Penilaian Kelas
Secara umum menurut Surapranata dan Hatta  (2006:5), semua jenis penilaian kelas bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik disekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat, dan untuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan secara umum.  Menurut Depdiknas (2004:3) penilaian kelas bertujuan untuk: (1) menilai proses dan hasil belajar siswa di sekolah, (2) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dan (3) menentukan kenaikan kelas.
Tujuan penilaian kelas disini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, mengukur kesulitan belajar peserta didik atas apa yang telah dipelajari dan menentukan kenaikan kelas yang diwujudkan dalam nilai raport siswa yang diberikan pada akhir semester yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan.
Penilaian kelas berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam perbaikan program pengajaran, alat pendorong dalam meningkatkan kemampuan peserta didik, dan sebagai alat untuk peserta didik melakukan evaluasi terhadap kinerjanya serta becermin diri (introspeksi) misalnya melalui portofolio (Surapranata dan Hatta, 2006:5).
Depdiknas (2004: 3) menyatakan bahwa penilaian kelas berfungsi untuk: (a) memberikan umpan balik proses belajar mengajar, (b) meningkatkan motivasi belajar siswa, (c) memberikan laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua.
Fungsi penilaian kelas di sini sebagai umpan balik kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajarnya. Selain itu juga dapat dijadikan alat untuk evaluasi terhadap hasil belajarnya apakah sudah baik atau belum sehingga hasilnya dapat diberikan dalam bentuk laporan kemajuan hasil belajar yang diberikan terhadap orang tua.

d.      Prinsip Penilaian Kelas
Menurut Nurhadi (2004: 166-167), prinsip-prinsip yang digunakan dalam penilaian berbasis kelas atau penilaian kelas adalah sebagai berikut:
(1)   Penilaian berorientasi pada pencapaian kompetensi.
(2)   Guru menilai apa yang seharusnya dinilai, bukan melulu pengetahuan siswa.
(3)   Proses penilaian berlangsung terus-menerus.
(4)   Penilaian dilaksanakan secara berkelanjutan dan mencakup semua aspek.
(5)   Menilai dengan berbagai cara dan dari berbagai sumber.
(6)   Mengukur pengetahuan dan ketrampilan siswa.
(7)   Mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan pengalaman.
(8)   Isi, perintah, dan tugas-tugas yang berhubungan dengan penilaian bersifat kontekstual dan relevan.
(9)   Proses dan produk kedua-duanya dapat diukur.

Sementara menurut Depdiknas (2004: 3), menyatakan bahwa prinsip-prinsip penilaian kelas meliputi: (a) valid, (b) edukatif, (c) objektif, (d) transparan, (e) berkesinambungan, (f) menyeluruh, (g) bermakna.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, prinsip yang harus dijalankan agar penilaian dapat berfungsi dan mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan melaksanakannya secara terencana, sistematis, transparan, objektif, partisipatif, komprehensif, valid, dan reliable.

e.       Aspek-aspek penilaian kelas
Menurut Santoso (2003: 3), Penilaian berbasis kelas harus memperhatikan tiga ranah yaitu pengetahuan (cognitive), sikap (affective), dan ketrampilan (psychomotoric). Ketiga ranah tersebut sebaiknya dinilai secara proporsional yang disesuaikan dengan sifat mata pelajaran yang bersangkutan.
Nana Sudjana (1995: 22) menyatakan bahwa ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Dan ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak disadari), ketrampilan gerakan dasar, gerakan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks,  dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Menurut Depdiknas (2004: 6), untuk ranah psikomotorik dalam mata pelajaran ekonomi hanya sebagai faktor penunjang, karena penilaian mata pelajaran ekonomi didominasi ranah kognitif dan afektif. Sedangkan ranah psikomotorik lebih dispesifikasikan untuk mata pelajaran yang menuntut praktek.
Jadi di dalam penilaian kelas ketiga ranah tersebut digunakan untuk menilai peserta didik. Akan tetapi guru lebih banyak memperhatikan aspek kognitif saja, sedangkan aspek psikomotor dan afektif kurang diperhatikan. Selain itu penilaian juga dilaksanakan pada saat tertentu saja misalnya pada saat ulangan/test/ujian, sedangkan ketrampilan proses sering tidak diperhatikan. Padahal seharusnya penilaian dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran. Sehingga siswa dapat menunjukkan apa yang mereka ketahui, pahami dan yang mampu mereka kerjakan.
f.       Penerapan Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas dilaksanakan secara terus menerus dan berkala. Terus menerus berarti penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran, sedangkan berkala berarti penilaian dilaksanakan setelah mempelajari satu kompetensi, pada akhir jenjang satuan pendidikan dan setiap akhir semester.
Penerapan penilaian berbasis kelas dilakukan sesuai dengan jenis dan bentuk penilaian yang digunakan di kelas. Menurut Masnur Muchlis (2007: 92), dalam penggunaan penilaian berbasis kelas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
(1)   Memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran. Di sini penilaian merupakan hal terpenting dari proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus diakhiri dengan penilaian.
(2)   Mengembangkan strategi pembelajaran yang mendorong dan memperkuat proses penilaian sebagai kegiatan refleksi (bercermin diri dan pengalaman belajar).
(3)   Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.
(4)   Mengakomodasi kebutuhan siswa.
(5)   Mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan cara bervariasi dalam pengamatan belajar siswa.
(6)   Menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Abas Sudjiono. (1995). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Anonim. (2006). Pedoman Model Penilaian Kelas KTSP TK-SD-SMP-SMA-SMK. MI-MTS-MA-MAK. Jakarta: BP Cipta Jaya.
Apik Budi Santoso. (2003). ‘Penilaian Berbasis Kelas’ Makalah. Semarang; Jurusan Geografi, FIS UNNES.
Arnie Fajar. (2005). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Burhanudin Tola. (2006). Penilaian Diri. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
BSNP. (2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.
Depdiknas. (2004). Kurikulum 2004 Pedoman Penilaian Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djemari Mardapi. (1999). Survei Kegiatan Guru dalam melakukan Penelitian di Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY.
Enny Sudaryanti. (2007). Pemahaman Guru IPS Terhadap Penilaian Kelas Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP Negeri Kecamatan Jepara. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Ika Defiyanti. (2010). Studi Eksplorasi Pelaksanaan Sertifikasi Guru Melalui Penilaian Portofolio pada SMA Se-Kota Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Junaidaman. (2009). Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kelas Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Kota Yogyakarta. Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta.
Maman Rachman. (2003). Filsafat Ilmu.  Semarang: UPT MKU UNNES.
Masnur Muchlis. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
----------------------. (2009). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara
Mimin Haryati. (2008). Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung persada Press.
Model Penilaian Kelas SMA/MA. (2009). 
Nana Sudjana. (1995). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan., Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo
Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Peraturan Pemerintah  No. 19 Tahun 2005. 
http://www.presidensby.info/DokumenUU.php/104.pdf  (Diakses tanggal 5 April 2010)
Permendiknas RI No. 20 tahun 2007
Saifuddin Azwar. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Sekaran, U. (2002). Research Methods for Bussinss: Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 4. Jilid 1. Jakarta: salemba 4
Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Surapranata, Sumarna. Hatta, M. (2006). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT.  Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN)  No. 20 Tahun 2003.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar