Aktivitas Belajar
Pendidikan modern sekarang ini
lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil
bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan
dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menenaknkan pada
pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar mengajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Sriyono (http://ipotes.wordpress.com/2008)”Aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani”.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau
perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang
dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,
mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru
dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan.
Menurut Diedrich yang dikutip
oleh Sardiman (Sardiman, 2006: 99), aktivitas atau kegiatan siswa dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. visual
activities, misalnya membaca,
memperhatikan gambar, mengamati eksperimen, mengamati demonstrasi dan pameran,
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. moral
activities, mengemukakan suatu fakta
atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi
saran, mengemukakan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan iterupsi.
c. listening
activities, sebagai contoh
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan permainan, mendengarkan radio, mendengarkan musik, dan pidato.
d. writing
activities, seperti misalnya
menggambar, membuat grafik, membuat peta, diagram, pola, dan membuat chart.
e. motor
activities, yang termasuk di dalamnya
antara lain: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, meyelenggarakan permainan, kegiatan menari, berkebun, berternak.
f.
mental activities, sebagai
contoh misalnya:merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, melihat hubungan, mengambil keputusan.
g.
emotional activities, seperti misalnya menaruh minat, membedakan, merasa bosan, senang
atau gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Menurut Oemar Hamalik (2001
:21) penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran kepada siswa
karena:
a.
siswa mencari pengalaman
sendiri dan langsung menglaminya
b.
berbuat sendiri akan
mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral
c.
memupuk kerjasama yang
harmonis antara siswa
d.
para siswa bekerja
menurut minat dan kemampuan sendiri
e.
memupuk disiplin kelas
secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis
f.
mempererat hubungan
sekolah dengan masyarakat dan guru dengan orang tua
g.
pelajaran
diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga mengembangkan pemahaman
dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas
h.
pembelajaran di sekolah
menjadi sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.
Dari uraian di atas, dapat
diketahui bahwa aktivitas pembelajaran di sekolah sangat kompleks dan beragam.
Guru hendaknya dapat memotivasi peserta didik agar aktivitas dalam pembelajaran
dapat optimal. Dengan demikian proses pembelajaran tidak membosankan dan siswa
dapat terlibat aktif. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi seorang guru agar
dalam proses
pembelajaran dapat menciptakan lingkungan yang
kondusif sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar